Ilmu Akhlak pada Agama Islam
Akhlak adalah bagian dari syari’at Islam. Bagian dari perintah - perintah Allah dan larangan - larangan-Nya.
Akhlak harus ada serta nampak pada diri setiap muslim, agar sempurna seluruh amal perbuatannya dengan Islam, dan sempurna pula dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.
Agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan.
Semua ini terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari Nabi muhammad SAW.
Islam memiliki tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Ilmu Akhlak. Tokoh-tokoh ini tidak lain adalah Nabi - nabi yang tercatat dan diabadikan dalam kitab suciAl-Qur’an.
1. Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim AS mempunyai sebutan sebagai Ayahnya semua nabi dan rasul, yang membawa dan menyebarkan ajaran tauhid kepada umat manusia. Ia adalah orang yang berani menanggung resiko dalam menghadapi kezaliman. Ia pernah menghancurkan patung-patung yang menjadi tuhan Raja Namrudz dan para pengikutnya, sehingga ia dibakar hidup-hidup.
Resiko perjuangan ditanggung sendiri oleh Nabi Ibrahim sehingga menjadi teladan bagi istri dan pengikutnya.
Keberanian Nabi Ibrahim AS memberantas ajaran kemusyrikan merupakan simbol penting dalam ajaran tauhid. Oleh karena itu, umat Islam seharusnya pantang untuk berlaku syirik kepada Allah SWT.
2. Nabi Nuh AS
Ujian Nabi Nuh AS. cukup berat karena ia harus menghadapi kekufuran anaknya sendiri, yaitu Kan’an. Ia tidak putus asa mengajak dan menasehati anaknya, meskipun akhirnya anaknya mati tenggelam terbawa arus banjir yang luar biasa.
Kisah itu adalah teladan bagi kita sebagai orang tua, untuk terus membimbing anak, dan sebaliknya, anak yang membimbing orang tua agar bersama-sama masuk surga.
3. Nabi Luth AS
Nabi Luth AS menghadapi ujian yang sangat berat karena umatnya memiliki penyimpangan seksual.
Homoseksual dan Lesbian dipraktikkan secara terang - terangan oleh masyarakat. Namun Nabi Luth tidak pernah bosan dalam mendakwahi masyarakat tersebut walaupun pada akhirnya umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT berupa hujan batu dikarenakan kekeraskepalaan umatnya yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Luth AS.
Sikap Nabi Luth AS yang pantang menyerah walaupun ajarannya tidak diindahkan oleh umatnya sepatutnya menjadi teladan bagi kita, bahwa setiap melakukan kebajikan pasti kita akan mendapatkan suatu halangan bahkan kadang kala halangan ini menjadikan kita putus asa.
Untuk itulah sikap pantang menyerah harus kita galakkan agar kita dapat menjalankan kebajikan di dalam kondisi apapun.
4. Nabi Ayyub AS
Nabi Ayyub AS adalah nabi yang sangat sabar karena ia diberi penyakit kulit yang cukup lama. Istrinya pun merawat dengan sabar. Istrinya pernah menyarankan agar nabi Ayyub AS. meminta kepada Allah SWT untuk mencabut penyakitnya, tetapi ia merasa malu karena kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT masih terlampau besar dibandingkan dengan penyakit yang dideritanya.
Kesabaran serta kesadaran nabi Ayyub yang luar biasa ini harus kita tiru dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Sehingga nantinya kehidupan kita diselimuti oleh rasa tenang dan selalu bersyukur dalam situasi apapun.
5. Nabi Musa AS
Nabi Musa AS adalah seorang nabi yang sejak bayi telah dibuang oleh ibunya karena pada masa itu, jika ada seorang bayi laki - laki yang lahir, kemudian Fir’aun mengetahuinya, ia akan segera membunuhnya.
Singkat cerita akhirnya Nabi Musa AS menjadi anak angkat Fir’aun dikarenakan permintaan dari Istri Fir’aun untuk mengangkat anak yang ditemukannya menjadi anak angkatnya.
Sesungguhnya, akhlak Nabi Musa AS sangat penting untuk ditiru, bagi penguasa yang kuat hendaknya menjadikan kekuatannya untuk membasmi kemunkaran dan kemaksiatan, bukan sebaliknya, digunakan untuk mendirikan pusat-pusat kejahatan, pelacuran, dan pembela kezaliman.
6. Nabi Isa AS
Nabi Isa AS adalah nabi yang penuh rasa cinta kasih kepada umatnya. Keahliannya digunakan untuk mengobati orang-orang yang miskin.
Hendaknya, akhlak Nabi Isa AS. ditiru oleh para dokter dan ahli kesehatan, juga oleh orang-orang kaya untuk membantu ekonomi orang-orang fakir dan miskin.
7. Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir, beliau mengalami suka duka yang sangat banyak. Beliau sudah menjadi yatim-piatu sejak kecil.
Akhlaknya sangat mulia dan dikagumi oleh semua orang, bahkan oleh orang kafir Quraisy dan mendapatkan gelar Al-Amin (orang yang jujur dan terpecaya).
Nabi Muhammad SAW adalah penyebar kasih sayang kepada seluruh umat manusia.
Beliau sangat pemaaf meskipun kepada orang yang telah menyakitinya. Bahkan, beliau menengok orang yang setiap hari meludahinya. Beliau ditawari untuk meninggalkan dan mengingkari Allah SAW dengan harta yang berlimpah namun Nabi Muhammad SAW menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
Akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai ayah dari anak - anaknya, suami dari istri-istrinya, komandan perang, mubaligh, imam, hakim, pedagang, petani, penggembala, dan sebagainya merupakan akhlak yang harus diteladani.
Dalam 100 tokoh yang tekemuka di dunia, Nabi Muhammad SAW menjadi/menduduki peringkat pertama, sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia.
Beliau peletak dasar negara modern di Madinah yang merumuskan perjanjian yang adil ditengah-tengah masyarakat sukuistik dan pemeluk Yahudi dan Nasrani.
Setelah sinar Islam memancar, maka berubahlah suasana laksana sinar matahari menghapuskan kegelapan malam, Bangsa Arab kemudian tampil maju menjadi Bangsa yang unggul di segala bidang, berkat akhlakul karimah yang diajarkan Islam.
Di dalam kata-kata hikmah dan syair tersebut dapat dijumpai ajaran yang memerintahkan agar berbuat baik dan menjauhi suatu bentuk perbuatan yang mengarah kepada keburukan.
Adapun ahli-ahli hikmah yang termashur pada zaman itu adalah Luqmanul hakim, Aktsam bin Shaifi. Sedangkan ahli-ahli syair yang terkenal pada saat itu adalah Zuhair bin Abi Sulma dan Hakim al Thai.
Bangsa Arab mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan bangsa Yunani dan Romawi. Karena pada masa itu bangsa Arab memiliki ahli-ahli hikmah dan ahli syair.
Setelah Islam memancar, maka berubahlah suasana laksana sinar matahari menghapus kegelapan malam.
Setelah masuknya Islam akhlak itu mesti berdasarkan pada ajaran Al-Qur’an dan Hadits.
Sedikit dari bangsa Arab yang telah maju menyelidiki akhlak berdasarkan ilmu pengetahuan. Karena mereka telah merasa puas mengambil akhlak dari agama, mereka tidak merasa butuh kepada penyelidikan ilmiah mengenai dasar nilai baik dan buruk, dari sumber dan terbatas sekali.
Oleh karena itu, agama menjadi dasar kebanyakan buku-buku yang ditulis dalam akhlak.
Tokoh yang termasyur dalam penyelidikan tentang akhlak berdasarkan ilmu pengetahuan adalah Abu Al-Farabi (meninggal 339 H), Ikhwanus Shofa, Abu Ali Ibnu Sina (370-428H).
Penyelidikan muslim yang tersebar mengenai akhlak disamping al-Ghazali adalah Ibnu Maskawih (meninggal pada 421 H), telah menyusun kitabnya yang terkenal (Tahdzibul Akhlak wa Tathirul a’raaq). Beliau memadukan antara ajaran Plato, Aristoteles, Galinus, dengan ajaran-ajaran Islam.
Blog : Surau Tingga || Judul : Ilmu Akhlak pada Agama Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar